Dalam dunia olahraga,
kata latihan sudah tak asing lagi kita dengar, namun masing–masing mempunyai
arti dan makna sendiri – sendiri. Beberapa ahli berpendapat tentang pengertian
latihan olahraga sebagai berikut :
(Hare, 1982) proses
penyempurnaan berolahraga melalui pendekatan ilmiah, khususnya prinsip – prinsip
pendidikan, secara teratur dan terencana sehingga mempertinggi kemampuan dan
kesiapan olahragawan.
Melalui pendekatan
ilmiah yang terkoordinir, diharapkan olahraga di tanah air dapat terbantu
melalui prinsip - prinsip pendidikan.
Selain itu, Bompa mengemukakan bahwa latihan adalah proses dimana seorang atlet
dipersiapkan untuk performa tertinggi. Berdasarkan pengertian–pengertian
tentang latihan diatas, maka latihan dapat didefinisikan sebagai aktifitas olahraga yang sistematis dalam waktu yang lama, ditingkatkan
secara progresif dan individual yang mengarah kepada ciri-ciri fungsi
fisiologis dan psikologis manusia untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan.
Prinsip-prinsip latihan
menurut IAAF :
a.
Badan mampu beradaptasi
terhadap latihan.
b.
Beban latihan dengan
intensitas yang benar dan waktu, mendatangkan kompesnsasi.
c.
Beban latihan yang
ditambah dengan teratur menyebabkan over kompensasi berulang-ulang dan
meningkatkan kebugaran yang lebih tinggi.
d.
Tak ada peningkatan
kebugaran bila beban selalu sama atau terlalu jauh terpisah.
e.
Over training atau
adaptasi yang tak sempurna akan terjadi bila beban latihan terlalu besar atau
lebih dekat.
f.
Adaptasi adalah khusus
terhadap sifat khusus latihan.
Tujuan serta sasaran
utama dari latihan adalah untuk membantu atlet meningkatkan keterampilan dan
prestasinya semaksimal mungkin.
Sasaran
Latihan
Setiap proses latian
yang dilalkukan memerlukan tujuan dan sasaran yang hendak dicapai. Sasaran
latihan diperlukan sebagai pedoman dan arah yang menjadi acuan oleh pelatih
maupun atlet dalam menjalankan program latihan. Adapun sasaran latihan menurut
Dwi Hatmasari Ambarukmi meliputi :
a. Perkembangan multilateral yaitu atlet memerlukan
pengembangan fisik secara menyeluruh berupa kebugaran ( fitnes
) sebagai dasar pengembangan aspek lainnya yang diperlukan untuk mendukung
prestasinya.
b. Perkembangan fisik
khusus cabang olahraga yaitu setiap atlet memerlukan fisik khusus sesuai cabang
olahraganya, misalnya seorang pelari jarak menengah memerlukan otot tungkai
yang baik, pesenam memerlukan kelentukan yang sempurna.
c. Faktor teknik,
kemampuan biomotor seorang atlet dikembangkan berdasarkan kebutuhan teknik
cabang olahraga tertentu untuk meningkatkan efisien gerakan, misalnya untuk
menguasai teknik berlari, seorang pelari
harus memilik power tungkai dan keseimbangan tubuh yang baik.
d. Faktor taktik, siasat
memenangkan pertandingan merupakan bagian dari tujuan latihan dengan
mempertimbangkan : kemampuan lawan, kekuatan dan kelemahan lawan dan kondisi
lingkungan.
e. Aspek psikologis,
kematangan psikologis diperlukan untuk mendukung prestasi atlet. Latihan
psikologis bertujuan meningkatkan displin, semangat, daya juang, kepercayaan
diri dan keberanian.
f. Faktor kesehatan
merupkan bekal yang dimilki seorang atlet, sehingga perlu pemeriksaan secara
teratur dan perlakuan
( treatment ) untuk mempertahankan.
g. Pencegahan cedera
merupakan peristiwa yang pailing
ditakuti oleh atlet, untuk itu perlu upaya pencegahan melalui
peningkatan kelentukan sendi, kelenturan dan kekuatan otot.
Sumber
Inaka
Murti Laras 2014 “Efektifitas Latihan Interval dan Fartlek Terhadap Hasil
Lari 1000 Meter Di Kejuaraan Atletik
Bulanan Pada Klub Rawamangun Athletic Center.” Jakarta, Fakultas Ilmu
Keolahragaan UNJ.
Dwi
Hatmasari Ambarukmi, Pelatihan Pelatih Fisilk Level 1 , (Jakarta : Kementrian
Pemuda dan Olahraga 2007).
Tudor
O.Bompa, terjemahan BE.Rahantoknam, Johansyah
U.
Jonath, Terjemahan Suparno,Atletik 2.Lempar dan Lomba Ganda (Jakarta
:Rosda jayaputra,1986)
PASI,
Pegenalan Teori Melatih Atletik, (Jakarta : PASI, 1994)