Jumat, 14 Agustus 2015

Teori Dasar-Dasar Latihan



Dalam dunia olahraga, kata latihan sudah tak asing lagi kita dengar, namun masing–masing mempunyai arti dan makna sendiri – sendiri. Beberapa ahli berpendapat tentang pengertian latihan olahraga sebagai  berikut :



(Hare, 1982) proses penyempurnaan berolahraga melalui pendekatan ilmiah, khususnya prinsip – prinsip pendidikan, secara teratur dan terencana sehingga mempertinggi kemampuan dan kesiapan olahragawan.



Melalui pendekatan ilmiah yang terkoordinir, diharapkan olahraga di tanah air dapat terbantu melalui prinsip -  prinsip pendidikan. Selain itu, Bompa mengemukakan bahwa latihan adalah proses dimana seorang atlet dipersiapkan untuk performa tertinggi. Berdasarkan pengertian–pengertian tentang latihan diatas, maka latihan dapat didefinisikan sebagai  aktifitas olahraga yang  sistematis dalam waktu yang lama, ditingkatkan secara progresif dan individual yang mengarah kepada ciri-ciri fungsi fisiologis dan psikologis manusia untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan.



Prinsip-prinsip latihan menurut IAAF :

a.    Badan mampu beradaptasi terhadap latihan.

b.    Beban latihan dengan intensitas yang benar dan waktu, mendatangkan kompesnsasi.

c.    Beban latihan yang ditambah dengan teratur menyebabkan over kompensasi berulang-ulang dan meningkatkan kebugaran yang lebih tinggi.

d.   Tak ada peningkatan kebugaran bila beban selalu sama atau terlalu jauh terpisah.

e.    Over training atau adaptasi yang tak sempurna akan terjadi bila beban latihan terlalu besar atau lebih dekat.

f.     Adaptasi adalah khusus terhadap sifat khusus latihan.



Tujuan serta sasaran utama dari latihan adalah untuk membantu atlet meningkatkan keterampilan dan prestasinya semaksimal mungkin.


Sasaran Latihan

Setiap proses latian yang dilalkukan memerlukan tujuan dan sasaran yang hendak dicapai. Sasaran latihan diperlukan sebagai pedoman dan arah yang menjadi acuan oleh pelatih maupun atlet dalam menjalankan program latihan. Adapun sasaran latihan menurut Dwi Hatmasari Ambarukmi meliputi :



a.  Perkembangan multilateral yaitu atlet memerlukan pengembangan fisik secara menyeluruh berupa kebugaran   ( fitnes ) sebagai dasar pengembangan aspek lainnya yang diperlukan untuk mendukung prestasinya.

b.  Perkembangan fisik khusus cabang olahraga yaitu setiap atlet memerlukan fisik khusus sesuai cabang olahraganya, misalnya seorang pelari jarak menengah memerlukan otot tungkai yang baik, pesenam memerlukan kelentukan yang sempurna.

c.  Faktor teknik, kemampuan biomotor seorang atlet dikembangkan berdasarkan kebutuhan teknik cabang olahraga tertentu untuk meningkatkan efisien gerakan, misalnya untuk menguasai teknik  berlari, seorang pelari harus memilik power tungkai dan keseimbangan tubuh yang baik.

d. Faktor taktik, siasat memenangkan pertandingan merupakan bagian dari tujuan latihan dengan mempertimbangkan : kemampuan lawan, kekuatan dan kelemahan lawan dan kondisi lingkungan.

e. Aspek psikologis, kematangan psikologis diperlukan untuk mendukung prestasi atlet. Latihan psikologis bertujuan meningkatkan displin, semangat, daya juang, kepercayaan diri dan keberanian.

f.   Faktor kesehatan merupkan bekal yang dimilki seorang atlet, sehingga perlu pemeriksaan secara teratur dan perlakuan               

( treatment ) untuk mempertahankan.

g.  Pencegahan cedera merupakan peristiwa yang pailing  ditakuti oleh atlet, untuk itu perlu upaya pencegahan melalui peningkatan kelentukan sendi, kelenturan dan kekuatan otot.



Sumber

Inaka Murti Laras 2014 “Efektifitas Latihan Interval dan Fartlek Terhadap Hasil Lari 1000 Meter  Di Kejuaraan Atletik Bulanan Pada Klub Rawamangun Athletic Center.” Jakarta, Fakultas Ilmu Keolahragaan UNJ.

Dwi Hatmasari Ambarukmi, Pelatihan Pelatih Fisilk Level 1 , (Jakarta : Kementrian Pemuda dan Olahraga 2007).

Tudor O.Bompa, terjemahan BE.Rahantoknam, Johansyah

U. Jonath, Terjemahan Suparno,Atletik 2.Lempar dan Lomba Ganda (Jakarta :Rosda jayaputra,1986)

PASI, Pegenalan Teori Melatih Atletik, (Jakarta : PASI, 1994)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar